Disetiap
pertandingan, kita sering menyaksikan seorang atlet hanya bisa tampil maksimal
di awal ronde, tetapi di ronde-ronde berikut, staminanya kedodoran. Akibatnya,
walaupun atlet tersebut memiliki skill atau teknik yang baik, namun
karena faktor stamina yang tidak mendukung, akhirnya ia menjadi hulan-bulanan
lawannya.
Secara umum sebenarnya ada dua penyebab utama mengapa atlet bersmsalah
pada staminanya. Pertama,
karena masalah kurangnya latihan fisik, terutama latihan kardiovaskular. Kedua, masalah psikis, yakni emosi
yang tidak dapat dikelola. Faktor emosi yang tak terkelola ini bisa dilihat
ketika atlet tersebut bertanding, yaitu ia tampak panik, marah, tegang atau
takut (takut gagal/takut malu, dll).
Dari dua masalah utama tersebut ada
solusi praktis untuk para taekwondoin dalam mempersiapkan diri sebelum
bertanding. Untuk masalah fisik, solusinya harus latihan kardiovaskular yang
baik, misalnya: lari. Latihan lari yang dilakukan sebaiknya latihan sprint
dengan interval, misalnya sprint 200 m dan interval istirahat 30-60 detik.
Lakukan 3-4 kali ini akan mengkondisikan tubuh kita dalam suasana sparing/pertarungan
yang eksplosiv. Selain lari, latihan yang paling bagus adalah skipping/lompat
tali. Latihan ini sangat bagus untuk taekwondoin melatih kekuatan kaki dan
koordinasi gerak.
Untuk masalah yang kedua, dapat
dipecahkan dengan sering melakukan sparring tanpa memikirkan ‘ego’. Atlet yang
takut/menghindari sparring, atau hanya mau sparring dengan lawan yang lebih
mudah, biasanya tidak akan memiliki mental ‘juara’. Dalam latihan harus selalu
mengingat: respek/hormati kawan berlatih dan lupakan ego. Kalah atau menang
tidak penting, yang utama adalah memberikan yang terbaik dan mendapat
pengalaman. Dengan semakin sering melakukan sparring, kita akan semakin
terbiasa dalam situasi pertarungan sehingga pikiran kita tenang dan terkendali.
Selain itu, yang amat penting saat sparring/tanding harus selalu menggunakan
‘pikiran’, kita harus bisa merencanakan serangan.
Pikiran juga mesti dilatih bagaimana
mengatur tempo pertarungan. Saat ‘menyerang’ harus cepat dan keluarkan napas
juga dnegan cepat (jangan menahan napas, ini akan membuat kita cepat lelah).
Sedang saat lawan di luar jarak serang, tubuh harus rileks dan bernapaslah
dengan panjang. Sekali lagi, perhatikan napas kita saat bertarung. Biasanya,
karena terlalu tegang dan emosi, kita sering menahan napas. Hal ini akan segera
membuat kita lelah karena asupan oksigen ke dalam tubuh berkurang.
0 komentar:
Posting Komentar